fakta kelam di balik gemerlapnya industri fashion
" motioncloth.com - brand clothing yang berfokus untuk merilis t-shirt dan hoodie dengan desain urban dan postive campaign "
Fashion adalah salah satu sarana
ekspresi diri kita. Selain itu fashion juga dapat membuat penampilan kita
terlihat lebih cantik dan menarik. Namun ternyata, dunia fashion tidak selalu
positif dan gemerlapan. Industri fashion ternyata juga menyimpan sisi kelam.
Berikut fakta-fakta kelam di balik gemerlapnya industri fashion.
1. Pencemar Lingkungan Terbesar
Industri fashion adalah pencemar lingkungan nomor dua di dunia setelah industri
minyak. Tren fast fashion di kota-kota besar turut memperparah kondisi ini.
Menurut penelitian, industri fashion menghasilkan emisi gas lebih merusak
dibanding industri batubara dan petrokimia.
Jumlah limbah dari aktivitas
pembuatan baju, celana, hingga sepatu di seluruh dunia semakin meningkat
seiring dengan makin banyaknya juga air bersih terbuang dengan mengikuti tren
fashion. Menurut riset, volume air yang dikonsumsi untuk memproduksi pakaian
mencapai 79 miliar kubik meter per tahun.
Ellen MacArthur, peneliti yang
fokus mempelajari polusi industri fashion memperkirakan limbah bisnis busana
sedunia bernilai Rp 500 miliar dolar per tahun.
2. Bunuh Diri Petani Kapas
Akibat dirundung hutang tak berkesudahan sejak 15 tahun lalu, lebih dari 270
ribu petani kapas di dunia mengakhiri hidupnya. India adalah salah satu
penghasil kapas yang memasok industri garmen. Fenomena ini berkaitan dengan
tingginya harga bibit kapas hasil rekayasa genetik. Sementara penghasilan
petani itu terbilang rendah akibat harga kapas yang anjlok.
Untuk menyiasati itu petani
terpaksa berhutang dan akhirnya menjebak mereka di lingkaran setan yang tak
terputus. Petani yang dilanda stres terkait hutang memutuskan untuk bunuh diri.
Produsen bibit rekayasa
genetik Monsato dituding di balik semua ini. Sementara industri fashion dikecam
karena diam atas situasi tersebut. Padahal mereka diuntungkan atas pasokan
bahan baku murah.
3. Upah Pekerja Garmen
Dalam sebuah dokumenter yang menghebohkan The True Cost mengungkapkan fakta
mencengangkan mengenai berapa sebenarnya biaya dalam industri fashion. Film
besutan Andrew Morgan ini menunjukkan kondisi hidup buruh pabrik tekstil di
Bangladesh, India, dan Kamboja.
Dalam video itu disebutkan
bahwa gaji seorang CEO perusahaan fashion dalam setahun bisa setara dengan 10
ribu pekerja garmen di Bangladesh. Sementara buruh garmen di Bangladesh hanya
mendapatkan Rp 1 juta perbulan. Sementara ongkos kebutuhan perbulan untuk bisa
menghidupi keluarga bisa mencapai Rp 2,4 juta.
Situasi ini tidak hanya di
Bangladesh, melainkan Indonesia, Kamboja, atau negara-negara miskin lainnya.
Selain itu, dilaporkan bahwa beberapa pabrik penyuplai item Forever 21
memperjakan buruh mereka dengan upah yang sangat rendah di kawasan Los Angeles.
Fakta ini juga dibeberkan
Elizabeth Cline dalam bukunya berjudul Overdressed, bahwa buruh garmen di
Australia, Inggris, Amerika Serikat, dan Selandia baru juga dieksploitasi dan
mendapatkan situasi yang sama
Komentar
Posting Komentar