Sejarah Tshirt / Kaos dan Perkembangannya
Sumber : Google Picture |
SEJARAH PERKEMBANGAN KAOS / TSHIRT
Kaos oblong adalah evolusi dari baju
dalaman yang digunakan pada abad ke-19. Awalnya kaos berasal dari baju dalaman
union suit (baju dalaman panjang yang menutupi seluruh tubuh, tangan sampai
kaki), yang dipotong menjadi pakaian terpisah atas dan bawah, dengan atasan
yang cukup panjang untuk diselipkan di bawah pinggang bagian bawah. Dengan dan
tanpa kancing, baju tersebut diadopsi dari penambang dan buruh kapal pada akhir
abad ke-19 sebagai penutup yang cocok untuk cuaca panas.
Sebagai pakaian yang merupakan pull-over tanpa kancing, kaos oblong yang
pertama kali muncul yaitu pada perang antara Spanyol dan Amerika yang terjadi
sekitar Tahun 1898-1913. Ketika itu Angkatan Laut AS mulai menyatakannya
sebagai baju dalaman. Yaitu sebuah baju dengan bentuk leher bulat, berlengan
pendek dan berwarna putih yang dikenakan sebagai dalaman seragam. Lalu ketika
awal menggunakan kapal selam dan pada cuaca tropis, menjadi umum dikenakan oleh
para pelaut dan marinir dengan membuka baju seragamnya dan hanya mengenakan
baju kaos tersebut.
Sumber : Google |
Baju kaos menjadi populer sebagai lapisan bawah pakaian untuk para pekerja
dari berbagai industri, termasuk pertanian. Kaos sangat mudah dikenakan, mudah
dibersihkan serta terjangkau dan karena alasan tersebut juga kaos menjadi baju
yang dipilih oleh anak-anak muda. Baju anak laki-laki terbuat dalam berbagai
warna dan pola. Kata “T-shirt” menjadi bagian dari Bahasa Inggris Amerika pada
tahun 1920 dan muncul dalam kamus Merriam-Webster.
Pada masa Great Depression (keadaan depresi ekonomi dunia parah sekitar
Tahun 1930-an), kaos merupakan pakaian standar yang sering dikenakan saat
melakukan pekerjaan pertanian atau peternakan. Pada waktu yang lain dapat
dikatakan sebagai penutup tubuh yang ketika itu disebut sebagai bahan kain
ringan. Setelah Perang Dunia ke-2, t-shirt menjadi umum dikenakan oleh veteran
untuk baju dalaman seragam mereka sebagai pakaian kasual
PERKEMBANGAN MODEL KAOS / TSHIRT
Pada awalnya jenis model kaos ini
hanya memiliki satu macam, berupa pakaian dalaman yang dinyatakan oleh Angkatan
Laut AS pada perang antara Spanyol dan Amerika sekitar Tahun 1898-1913. Yaitu
jenis model kaos dengan leher bulat, berlengan pendek dan berwarna putih yang
dikenakan sebagai dalaman seragam. Namun sekarang ini model kaos tersedia dalam
berbagai desain, bahan kain dan bentuk seperti kaos v-neck, turtleneck, ringer,
raglan, henley dan polo.
Model kaos biasanya memiliki panjang sampai ke pinggang, akan tetapi
terdapat fashion hip hop yang dikenal dengan tall-T shirts, memiliki panjang
sampai ke lutut. Model kaos panjang juga kadang-kadang dikenakan oleh wanita
sebagai baju tidur. Pada tren busana wanita Tahun 1990-an, terdapat model
cropped T-shirt atau kaos yang dipotong pendek sehingga terlihat bagian
perutnya.
Selain itu terdapat tren yang kurang populer, yaitu model kaos lengan
pendek berwarna kontras dengan dalaman baju tangan panjang yang dikenal dengan
istilah layering. Kaos yang ketat dengan tubuh disebut sebagai fitted, tailored
atau baby doll t-shirt. Sekarang kaos sering dipakai sebagai satu-satunya
pakaian untuk tubuh bagian atas. Kaos juga sering dikenakan sebagai bentuk
ekspresi diri dan media iklan, dengan dipajangkan ilustrasi kombinasi antara
kata-kata, seni dan foto.
Pada tahun 1960-an, kaos ringer muncul dan menjadi simbol fashion bagi musik
rock ‘n roll dan para pemuda pemudi. Dari beberapa dekade juga terlihat
munculnya tie-dyeing dan screen-printing pada kaos standar yang menjadikannya
sebagai media untuk mengekspresikan seni, iklan komersial, souvenir dan bentuk
protes.
Pada awal Tahun 1950-an, beberapa perusahaan yang berbasis di Miami,
Florida, mulai menghiasi Kaos dengan beberapa nama resor dan berbagai karakter.
Perusahaan yang pertama kali memproduksinya adalah Tropix Togs, di bawah
pendiri Sam Kantor, di Miami. Mereka adalah pemegang lisensi asli untuk
karakter Walt Disney pada tahun 1976, termasuk Mickey Mouse dan Davy Crockett.
Kemudian, perusahaan lain memperluas bisnisnya ke bidang t-shirt printing,
termasuk Sherry Manufacturing Company, yang juga berbasis di Miami. Perusahaan
ini dimulai pada tahun 1948 oleh pendiri dan pemiliknya, Quinton Sandler
sebagai bisnis syal screen print yang berkembang menjadi salah satu resor
screen printed terbesar dan perusahaan pakaian berlisensi di Amerika Serikat.
Pada akhir 1960-an, Richard Ellman, Robert Pohon, Bill Kelly dan Stanley
Mouse mendirikan Monster Company di Mill Valley, California, untuk memproduksi
khusus desain seni rupa untuk kaos. Kaos yang diproduksi Monster Company sering
menampilkan lambang dan motif yang terkait dengan Grateful Dead dan budaya
ganja. Selain itu, salah satu simbol paling populer yang muncul dari kekacauan
politik pada Tahun 1960-an adalah kaos bergambar wajah Che Guevara seorang
revolusioner berpaham Marxisme.
PERKEMBANGAN POPULARITAS KAOS / TSHIRT
sumber foto : google
Kaos menjadi semakin populer pada
Tahun 1950-an setelah Marlon Brando mengenakan t-shirt berwarna abu-abu yang
begitu pas dan melekat di tubuhnya. Juga sesuai dengan karakter tokoh Stanley
Kowalsky yang diperankannya pada pentas teater yang berjudul “A Streetcar Named
Desire”, karya Tenesse William di Broadway, AS.
Akibat pementasan teater dan film tersebut, banyak masyarakat yang dilanda
demam kaos seiring banyak juga yang mengemukakan pernyataan negatif. Mereka
beranggapan bahwa kaos yang merupakan baju dalaman, tidaklah pantas untuk
dikenakan sebagai baju luar dan menjadi polemik. Di sisi lain kaos dianggap
sebagai lambang kebebasan anak muda.
Bagi anak muda, ketika itu kaos oblong bukanlah semata-mata suatu mode
atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka. Seringkali anak
laki-laki memakainya saat melakukan kegiatan dan bermain di luar, akhirnya
membentuk kaos sebagai pakaian kasual. Sehingga kaos pada akhirnya mencapai
status sebagai pakaian luar modis yang berdiri sendiri.
Akibatnya, hal tersebut menaikkan publisitas dan popularitas kaos dalam
bidang fashion mode. Dan mengakibatkan beberapa perusahaan konveksi mulai
memproduksi kaos secara besar-besaran dengan berbagai warna dan bentuk.
Walaupun pada permulaannya meragukan prospek bisnis dari kaos. Popularitas kaos
semakin meningkat ketika Marlon Brando menjadi bintang iklan untuk kaos
tersebut yang dipadukan dengan jeans dan jaket kulit.
Pada pertengahan tahun 1950-an, kaos sudah mulai menjadi bagian dari dunia
fashion. Namun baru pada tahun 1960-an ketika kaum hippies atau para pecinta hip-hop
mulai merajai dunia, kaos benar-benar menjadi state of fashion itu sendiri.
Sebagai sebuah simbol anti kemapanan, para hippies ini menggunakan kaos sebagai
salah satu simbolnya.
Disaat yang bersamaan kelompok-kelompok tertentu lainnya, seperti komunitas
punk atau organisasi politik, juga menyadari bahwa kaos dapat menjadi media
propaganda yang sempurna selain dari media yang telah ada. Suatu bentuk
ekspresi apapun dapat dicetak di atasnya, tahan lama dan penyebarannya mampu
melewati batas-batas yang tidak dapat dicapai oleh media lainnya seperti
poster.
Dikarenakan mewabahnya demam kaos dan menjadi polemik di kalangan
masyarakat, pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear
Institute” (Lembaga Pakaian Dalam) menuntut agar kaos diakui sebagai baju
luaran seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos juga merupakan
karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.
Pertumbuhan online shopping pada awal pertengahan Tahun 2000-an,
menyebabkan perkembangan dari ide dan tren baru kaos. Sementara banyak produsen
kaos telah menyertakan pakaian tersebut dalam persediaan mereka, akan tetapi
kebanyakan dari kaos tersebut dipelopori oleh usaha start-up online. Inovasi
tersebut seperti flip-up T-shirt, yang pemakainya bisa mengangkat dan
meletakkannya di atas kepala mereka untuk menampilkan interior print dan semua
print kaos.
Komentar
Posting Komentar